Rabu, 10 Februari 2010

"Ketika Cinta bimbang"

Gadis cemburu ketika cinta datang
Gadis itu suka ketika rasa berat hati tiba
Pria datang karna kehadirannya tercipta
Saat cinta mulai datang, kebimbangan menghantui tiap denyut nadi
Merasuk sampai kedalam sukma
Diantara darah yang mengalir ke urat
Tak dapat hentikan waktu
Karna dia datang maka aku tak sanggup menjawabnya
Ya cinta, cinta yang dia tanyakan
Mulai hampa diriku
Saat pujaan cintaku datang seperti malaikat
Anggunnya dia memaksaku tuk berpaling
Sedetik, sejam tak dapat aku ingkari
Kalau aku dapat katakan cinta
Rasa tersembunyi itu aku tak mampu menjawab
Sehingga aku hanya mampu diam dan pasrah
Dan sang waktu terus mengikuti
Tapi, aku dia dan dia selalu dalam kedekatan
Jantung berisyarat cepat
Tanda yang kiranya dapat ditebak
Aku tak tahu harus berbuat apa
Karna ku tahu tiap langkah pasti ada akibatnya
Semua pasti akan ada jawabnya
Tapi kapan dan entah apa jawabannya
Seseorang menunggu jawabanku
Dan jawaban seseorang sedang kutunggu
Namun semuanya aku kembalikan padaNYA
Diam diri dan tunggu dan menunggu
Sampai datang waktu itu
Sedih atau bahagia
Aku tetap akan tersenyum
Ya senyum, senyum lebar tanpa penyesalan
Karma tiap kataku akan kubuat sebuah pelajaran
Dan pelajaran itu akan jadi kenangan
Kenangan untuk jalani masa depan


Amirul Muslimin 03-11-2009
"Cinta Rasul"
Allah berfirman yang artinya: katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah SWT, ikutilah aku, niscaya Allah SWT mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. “Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Ali Imran: 31)
Rasulullah bersabda: “Tidaklah beriman (dengan sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih-lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan segenap manusia” (HR. Bukhari).
Ayat diatas menunjukkan bahwa kecintaan kepada Allah SWT adalah dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW mentaati apa yang beliau perintahkan, dari apa yang meninggalkan apa yang beliau larang, menurut hadits-hadits shahih yang beliau jelaskan kepada umat manusia. Tidakkah kecintaan itu dengan banyak bicara, dengan tanpa mengamalkan petunjuk, perintah dan sunnah-sunnah Allah SWT.
Adapun hadits shahih diatas, ia mengandung pengertian bahwa iman seorang muslim tidak sempurna sehingga ia mencintai rasulullah SAW melebihi kecintaannya terhadap anak, orangtua, dan segenap manusia, bahkan sebagaimana ditegaskan dalam hadist yang lain bahwa lebih dicintai daripada dirinya sendiri.
Pengaruh kecintaan itu akan tampak ketika terjadi pertentangan antara perintah-perintah dan larangan-larangan Rasulullah SAW, dengan hawa nafsunya, keinginan anak dan istrinya serta segenap manusia disekelilingnya. Jika kita benar-benar mencintai Rasulullah SAW kita akan mendahulukan perintah-perintahnya dan tidak menuruti kehendak nafsu kita, keluarga atau orang-orang disekeliling kita. Tetapi jika kecintaan itu hanya dusta maka seseorang akan mendurhakai Allah SWT dan Rasul-Nya. Lalu menuruti syaiton dan hawa nafsunya.
Jika kamu menanyakan pada seorang muslim “Apakah kamu mencintai Rasulullah SAW?” Ia akan menjawab, “Benar, aku berkorban jiwa dan hartaku untuk beliau, tetapi giliran ditanya, kenapa kamu melanggar perintahnya dalam masalah yng ini dan masalah yang itu, dan kamu tidak meneladani dalam penampilan, akhlak dan ketauhidan nabi?”
Dia akan menjawab, “kecintaan itu letaknya dihati, dan alhamdulillah hatiku baik. ” Kita katakan kepadanya, “Seandainya hatimu baik, niscaya akan nampak secara lahiriyah, baik dari penampilan, akhlak, dan ketaatanmu dalam beribadah mengesakan Allah SWT semata. Sebab Rasulullah SAW bersabda :
“Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Bila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad itu, dan apabila ia rusak maka akan rusaklah seluruh jasad itu. Ketahuilah, itu adalah hati” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Saudaraku, ketahuilah bahwa kecintaaan kepada Rasulullah SAW adalah dengan tidak menyelenggarakan peringatan, pesta, berpakaian atau berhias, menyenandungkan syair yang tak lepas dari kemungkaran. Demikian pula tidak dengan berbagai macam bid’ah yang tidak ada dasarnya dalam ajaran syariat islam. Tetapi kecintaan terhadap Rasulullah SAW adalah dengan mengikuti petunjuk, berpegang teguh dengan sunnahnya serta dengan menerapkan seluruh ajaran-ajarannya.
Sungguh alangkah indahya ungkapan seorang penyair tentang kecintaan sejati di bawah ini. Jika kecintaanmu itu sejati, niscaya engkau pasti mentaatinya. Sesungguhnya seorang pecinta, dengan yang dicintainya akan selalu taat setia.
Semoga kita diberi keistiqomahan dan dzauq dalam kebenaran sebagai perwujudan dari kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Amiiin…
"Hakikat Sebuah Cinta"
Cinta menimbulkan kekuatan yang dapat membuat orang mampu berbuat apa saja demi sesuatu yang dicintainya. Cinta pun membuat orang merasa mati ketika kehilangan sesuatu yang dicintainya.
Orang yang jatuh cinta akan merasa menjadi orang yang paling bahagia di atas bumi, sebaliknya orang yang kehilangan cinta akan merasa seperti kehilangan dunia dari seisinya.
Cinta dalam diri seseorang menjadikan selalu ingin bertemu dengan dzat yang dicintainya, merasa malu bila dilihatnya, selalu menyebut, dan membicarakannya, ingin memenuhi segala permintaannya dan berharap mendapatkan perhatiannya.
Cinta mampu membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun cinta juga bisa menimbulkan kesengsaraan hidup di dunia dan menjerumuskan manusia dalam kehinaaan dihari akhir.
Cinta akan berbuah kebahagiaan jika ditanam dalam tempat yang tepat, dijaga dan dirawat dengan baik, dan inilah cinta yang terpuji. Sebaliknya jika cinta ditanam ditempat yang salah maka cinta hanya akan membawa racun bagi hidup seseorang dan akan tumbuh menjadi cinta yang tercela . Cinta yang terpuji adalah mencintai Allah dan Rasulnya.
Meraih cinta sejati merupakan dambaan setiap orang, namun tidak setiap orang berhasil mendapatkannya. Mereka yang berhasil meraih cinta yang sejati hanyalah orang-orang yang tidak terperdaya oleh indahnya cinta dunia. Mereka adalah orang-orang yang berhasil mendatangkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ibnu Qayim Al Jauziah membedakan cinta menjadi empat macam, dan beliau menganggap bodoh orang yang tidak dapat membedakan ke-empat jenis cinta tersebut, yaitu:
Pertama, Cinta kepada Allah SWT, namun ini saja tidak dapat menyelamatkan dirinya dari siksa-Nya, dan tidak akan mendapatkan pahala-Nya, sebab orang-orang musrik, penyembah salib dan sebagainya juga mencintai Allah.
Kedua, Mencintai apa yang dicintai Allah SWT, inilah yang dapat memasukkan orang ke dalam Islam dan mengeluarkannya dari kekafiran.
Ketiga, Cinta karena Allah SWT dan mengharap ridhonya. Ini merupakan persyaratan dari mencintai apa yang dicintai Allah SWT.
Keempat, Cinta Allah SWT juga mencintai yang lain sejajar dengan mencintaiNya. Inilah cintanya orang musrik.
Ibnu Qayim Al Jauziyah memberikan nasehat kepada kita tentang bagaimana mendatangkan rasa cinta kepada Allah SWT , yaitu:
 Membaca Al-Qur’an dengan mendalami dan memahami makna-maknanya, seperti yang dikehendaki.
 Taqarub kepada Allah SWT dengan mengerjakan sholat-sholat nafilah (sunnah) setelah sholat fardlu.
 Senantiasa menyebut dan mengingat Asmanya dalam setiap keadaan, baik dalam keadaan senang atau susah dengan terang-terangan atau sembunyi dan beramal dalam setiap keadaan.
 Mengarahkan perhatian kepada Asma dan Sifat Allah SWT. Lebih mementingkan cinta kepada-Nya daripada cintamu pada saat engkau dikalahkan bisikan hawa nafsu.
 Mempersaksikan kebaikan. Kemurahan karunia dan rahmad Allah SWT pada saat ia turun kelangit dunia, bermunajat kepadaNya, membaca kalamNya, menghadap dengan segenap hati, memperhatikan adab-adab ubudiyah (ibadah) di hadapanNya kemudian ditutup dengan istighfar dan taubat.
 Berkumpul bersama orang yang mencintai-Nya secara tulus.
 Menyingkirkan segala sebab yang membuat jarak antara hati dan Allah SWT.
Inilah cinta sejati, cinta yang menghantarkan pemiliknya kepada kesempurnaan iman, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah seseorang dapat merasakan nikmatnya iman kecuali dia memilki 3 hal, yaitu: Ia lebih mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya daripada yang lain, tidak mencintai orang kecuali karena Allah SWT, tidak suka kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan daripadanya sebagaimana ia tidak suka dicampakkan ke dalam api neraka.”

Puisi - Puisi

“Bayang – Bayang Kematian”

Segolong dzikir & do’a
Yang kupanjatkan bersama
Karna aku membuat luka
Dari setiap yang bernyawa

Waktu & sementara
Telah habis dengan tiada
Karena kiamat sudah tiba
Marilah kita kesisi-NYa

Rindu neraka / surga
Itu tergantung pada dirinya
Karena aku hanya hamba
Yang banyak dengan dosa

Gerangan siapa yang kesana
Tak ada kalimat dan kata
Yang ada hanya Cita Rasa Batiniah
Dengan menggunakan Af-Al Nya